Minggu, 23 Februari 2020

Tubuku si tubu

                         
Awalan

Namaku isal, anak kecil masih kecil sekali, umurku Empat tahun. Di tahun 2020 umurku ganjil di bulan Maret bertambah satu tahun umurku menjadi lima tahun.
      Bersyukur apa yang sudah diberi tuhan karena aku belajar membaca dan menulis. Di Paud aku mulai membaca huruf alphabet. 
       Aku masih anak-anak biasanya aku makan bubur dan susu dibuat oleh ibuku. Oh iya ayahku baru saja kerja. Aku punya rutinitas, rutinitasku itu setiap ayah berangkat kerja mengajakku keliling komplek dengan sepeda motornya Supra X 125.
        Aku suka mencorat-coret buku yang baru di belikan ibuku. Buku tulis bergambar Spongebob Squarepants. Betapa suka aku kepada Spongebob dan Patrick.
       Kadang aku menulis di tembok rumah yang aku tempati bersama ibu dan ayahku. Meminta buku gambar A4 bergambar di covernya lingkaran ada mata dan bibir yang senyum, buku gambar yang ramah, selalu senyum kepadaku.
          Aku mengikuti senyuman yang ada di cover buku gambar tersebut. Ibu melihatku dan berkata: jangan corat-coret ditembok lagi ya. Aku menjawab: a. A saja karena aku masih kecil.
         Masuk paud membaca huruf alphabet. A-Z susah aku mengucapkannya. Yang aku bisa mengucapkannya A,H,K,dan T sudah itu saja.

          Membaca harus dijawab: A,H,K,T. Sudah itu saja, hehehehe itu waktu kecilku.


              









  Imbuhan

Imbuhan adalah awalan yang dicampur relatif kecil daripada awalan. Semua bersuka ria, aku bersyukur mempunyai orangtua yang hebat. Tidak ada kekurangan dan kelebihan, hanya pas-pasan saja, jangan beralih untuk tidak bersyukur. Bersyukur saja, secukupnya, belebihan hanya berpura-pura.
  Ibuku sedang memasak, memakai tameng kain. Ibu  membuat makanan menjadi enak. Tercipta masakannya baunya menggoda. Jadi lapar aku. 
    . . .
Makan bersama ibuku, ayahku sedang bekarja di kantor. Aku merasa hampa makan malam kali ini tanpa ayah. Tidak apa-apa, aku tidak perlu ngeluh, ayah pasti makan juga.
     Ayahku makan pas waktu kita makan, dan berdoa pun sama. Ibu menyuruhku makan diawali dengan makan. Dan mengucapkan " Selamat makan ayah "
Ayah pun sama mengucapkan " Selamat makan ma, dan isal." 
      . . .
Jangan dahulu ngeluh karena ngeluh itu hampis sama dengan kata menyerah. Buatlah yang indah dalam kejadian.




             









Isyarat 
Aku bertemu anak yang sulit berbicara. Melihatnya kelaparan, ketika aku berjalan ke sekolah abis naik angkot. Ibu selalu memberiku nasi di tempat makan. Aku suka masakan itu. Aku memberi anak yang ke sulutan itu makananan dan tempat makannya juga. Itulah bukti Iklash, bahwa memberi tanpa pamrih, dan jangan setengah memberi. 
       Anak itu memainkan tangannya untuk mengatakan sesuatu. Aku tidak tahu apa itu tandanya. Aku berbicara dan ia meminta kertas. Tangganya gerak seperti menulis. Aku beri kertas dan pena. Ia mencatat " Aku tubu, yang aku gerakan tari bahasa tubuku. " Anak kecil bisu.
         Aku mengatakan " Aku isal, senang bisa kenalan denganmu." IaIa menulis lagi
     " Terimakasih makanan yang kau beri." Selesai menulis mengembalikan buku dan pena.
      Aku menjawab " Sama-sama". Bunyi bel berdering. Aku mengatakan lagi " Aku masuk dahulu ya, " Melambaikan tanganku " Dah. "

    . . .

Aku masuk dan memasukan buku dan pena. Makanan ku tidak ada lagi, aku harus kuat menahan lapar. Karena aku memberi harus Iklash.
     Aku harap bahasa tubu itu adalah tubuku


   










Si Tubu

Berjam-jam di sekolah menahan lapar, jam sepuluh pulang aku di jemput ibu naik motor. Aku suka naik motor di depan, aku mengengam tangan ibu, aku ingin menjadi pembalap. Ngeng-ngeng-ngeng aku berkata.
       Melihatnya dari jauh tubuku itu sepintas berjalan di trotoar jalan. Aku menyuruh ibu berhenti. Berhenti sejenak. Turun dan lari.

       " Ada apa sal " ibuku rem dadakan. Aku lari dari motor. Ibu memanggil namaku Sal-Isal-Isal
     Akhirnya aku bertemu dimana Tubu berada di dekat rumahku. Aku mengambil kertas dan ia mulai menulis seperti ini " Tubuku adalah tubumu" 
Aku heran anak sekecil itu seperti malaikat berjalan bercahaya memantulkan dari matahari. 
        " Aku isal yang tadi. " Kataku. Aku membisu.
       Ia mencatat kembali " Bisumu membuat kamu ke UGD " 
       Aku masih kecil, ia seperti cukup pintar, hanya saja ia memiliki kekurangan. Ia kembali menulis.         " Kamu harus bersyukur. "
        Aku mengatakan " Iya Tubu "
Ibu menghampiriku menstandarkan motor. 
       " Kenapa sal " ibuku.
         " Ini kawanku dari tubuku katanya Bu, " aku heran.
           " Kamu bisu " ibuku. Tubu mengangguk.
      Akhirnya Tubu bersamaku naik motor. Dan di antarkan ke rumahnya. Tetapi ia menyuruhku masuk. Tak tahu apa. Keluarganya ternyata sudah tidak ada. Ia sebatang kara. Aku akan bersamanya seperti apa yang ia katakan " tubuku adalah tubumu." Melihat ada alat musik Ukulele, semacam gitar. Ibuku masuk dan mengucapkan salam. " Isal sini kamu, " ibuku 
" Kenapa Bu, " aku
" Kamu kalau masuk di rumah orang harus ucapkan salam " ibuku 
" Iya Bu maaf aku salah. " Aku masuk kembali ke rumah Tubu.
" Assalamualaikum" aku mengucapkan salam di agama Islam.
     Ia membawa buku yang ingin sekali ia perlihatkan ke orang banyak. Buku tulis tebal yang ia kasih ke aku itu tulisan cerita ia bertahan hidup di sini sejak bayi. Tak ada yang ngasuh ia, yang ngasuh ia sudah tidak ada juga yaitu neneknya. Memberiku buku itu banyak sekali kata demi kata. Di halaman pertama menulis judul " Aku" dan di halama kedua " Tetap bersyukur."
     Buku tulis itu seperti berkat yang kasih ke aku, sampai sekarang aku membacanya, gaya bahasanya sangat bagus, jadi aku hanya mengetik ulang di Microsoft word 2010 di laptop. Sekarang aku ingin berkarya. Tubu ada dalam tubuhku , karena ia sudah pas di dalam tubuhku ini.  

Setelah memberi buku itu, aku pulang dan aku tidak melihat Tubu lagi, dan aku ke rumahnya ternyata rumah itu tidak ada juga. Aku mencarinya tidak ada, dimana dia, aku ingin sekali berbicara dengannya, dan hatiku berkata " jika kau ingin bertemu denganku, maka kau harus belajar bahasa tubuh terlebih dahulu. " Itu isi hatiku yang berbicara. Dan ini ceritanya, aku tidak menulis disini aku hanya mengetik apa yang ia beri kepadaku. Buku itu buku yang bagus bila di miliki anak-anak jika ingin bersyukur, tetapi di buku itu ada gambarnya, tetapi aku tidak bisa menggambar, aku hanya bisa mengetik dan menambahkan kata yang kurang. Buku itu selalu aku baca, dan aku membacanya terus menerus, tak bosan, setiap membaca aku bersedih di dalam kamar. Semoga bisa bertemu denganmu Tubuku.

          












   


Aku di SD 
Aku sudah mahir membaca di kelas satu, karena niatku ingin membaca apa yang Tubu beri kepadaku. Tak mungkin aku berbohong, aku selalu membawa buku itu ke sekolah dasar.
       Janjiku akan memberi tahu kepada seluruh manusia. Aku memberinya ke anak kelas Empat, dia namanya Adis. Adis selalu juara satu, mungkin ia pintar karena sering membaca, aku berikan saja ke dia. 

        " Kak adis, aku ada titipan dari malaikat "
         " Titipan apa Sal "
          " Titipan buku ini, " Buku merek sidu bergambar animasi kartun 00'an.
           " Baca saja kak, " kak adis membaca dan habis dalam setengah jam, ia membacanya waktu jam istirahat.
         
   ... 
" Ini adalah tulis yang tak asing lagi," katanya si kak adis. " Ini berceritakan tentang ia selalu bersyukur dan tersenyum menerima masalah " lanjut kak adis bicara.
     " Kau harus bisa temukan ia, di alam yang berbeda, bahwa yang menulis ini sudah meninggal di tahun 1997. " Kak adis bicara
     " Iya kak, " aku
      " Iya, sekarang kamu harus membacanya sekarang, apakah kamu bisa membaca ? " Tanya ke aku.
      " Bisa, tetapi aku masih mengeja " aku berkata.
       " Teruslah membaca sampai bintang yang akan kamu eja. "
         " Iya kak, " aku membawa buku malaikat tersebut.
     
       . . . 
Melangkah ke kelas satu. Aku membacanya terus menerus tak bosan-bosan. Aku ke kamar mandi ingin kencing ada yang menangis, dan ternyata itu adalah kak Adis.

     " Buku itu membuat aku ingat terus menerus. " Kak adis sambil menangis.
      " Kenapa bisa membuat kakak menangis, " 
       " Kalimat tersebut berbeda, tulisan sambung itu adalah syair yang terus mengalir. "
        " Jangan coba kau beri ini kepadaku lagi, aku tidak ingin kau menyuruhku membaca buku ini " kak Adis. 
        " Bacalah kak, tolong sedikit saja di Bab 1 " aku memohon kepada kak Adis. Di bacanya
        " Pada suatu hari, terjadinya bentrok, menimbulkan kematian bersamaan, dia dalam tokoh itu (kak Adis tidak tahu siapa yang didalam tokoh utama itu), melahirkan keadaan ibunya pas meninggal akibat bentrok, dan ia di ambil oleh nenek-nenek untuk menuju ke surga. Tetapi ia tetap bersyukur walau ia tidak di dunia, (habis membaca) sudah segitu saja, ternyata di dalam buku ini sudah tidak ada tokoh utama, karena tokoh utamanya sudah meninggal, kau harus membacanya terus-menerus hingga tamat. "
       Kring-Kring-Kring bel berbunyi
    . . . .

Aku sudah tahu sekarang bahwa tubu itu jelmaan malaikat, dan selama ini aku benar menduganya, bahwa ia sudah ada disurga. Dan ia ingin menceritakan tentang ia hidup walaupun hanya sedetik. 

       Dan ini lah ceritanya aku sudah sangat mahir membaca dan bisa mengambil ide pokok di dalam tulisan jelamaan malaikat itu. Karena aku sudah 100X membacanya berulang-ulang.

      














 Aku di rahim

Aku lahir di Cepu Jawa tengah, ibuku sekarang notaris dan ayahku hanya pebisnis. Oh iya aku tidak ingin memperkenalkan namaku. Karena aku hanya ingin melihat orang ini bernama isal tersenyum dan bersyukur saja.
      Diriku masih didalam kandungan, baru satu hari. Melihat aku sudah masuk ke rahim ibu. Aku terus berputar-putar di sekeliling perut ibu, aku sudah berumur 3 Minggu. 
       
           Anusku sedikit demi sedikit memanjang. Aku bisa melihat ibuku manjaga makanan, dan ayahku menyuruhnya untuk tidak jalan-jalan keluar, karena sangat berbahaya. Mana mungkin ibuku tidak boleh keluar hanya untuk membeli bumbu masakan.
       Melihat si ibu membeli bumbu masak, ayahku sangat emosian terhadap ibuku ketika tidak di turuti aturannya.
       Sampai disana aku mendengar suara teriakan yang sangat kencang. Aku kaget, dan mulai menendang-nendang, dan ibuku terlihat lemas. Itu semua karena ayah ibu jadi pingsan. 
        Ayahku meminta maaf, kepada ibu, dan ibu tampak marah, ayahku memang romantis dan humoris. Ia mengelus perut ibu dan membicarakan, di perut ibu, ibu melihat ke samping. 
  " Maafkan ayah ya nak " ayah sambil mengelu-ngelus perut ibu.
   Ibu tersenyum " Ayah janji tidak akan marah sama ibu lagi " ayahku mencium perut ibu.
       " Kau marah ke aku, anakmu juga kena Omelan yang keras itu tadi " ibu marah
       " Maaf ya Bu, dan dek " ayah tidur disamping ibu di ranjang.
        " Iya, tapi jangan ulangi lagi " aku berkata didalam janin.
            . . .
Ayah tidur lupa bahwa ada tender yang mengiurkan. Kalian harus tahu ayah itu marah, karena kalah tender, dan ia mencoba tender yang menengah, untuk menutupi uang yang kalah.
       Ibu seorang notaris, punya banyak uang di dompetnya, ia memberi aku susu Prenagen, susu paling mahal di Toko bayi.
        Ayah juga punya banyak uang juga, ia mampu membeli banyak mainan. Dan membeli perlengkapan bayi. Itu pesan ayah ke ibu, waktu ibu dinyatakan hamil (aku mendengarnya).
              . . . 
Aku tersenyum di rahim ibu, karena ibu sedang senyum, ibu haus aku pun ikut haus, ibu lapar aku pun ikut kelaparan, jadi itu kalau ibu ada masalah, maka masalah itu akan menimpa aku juga.
     Ayah tidak ada sangkut pautnya, ayah hanya sebagai pendukung untuk ibu, bisa melahirkan dengan baik tidak ada cacat.
      Ini baru kisah aku pertama, dimana akmakin membesar sedikit dari sebelumnya. Ibu tertidur di dalam, dan mimpikan aku menjadi bayi nanti. Sekarang kita bermain di dalam mimpi ibuku. Langsung saja aku masuk ke dalam mimpinya.

       Tampak aku selalu di jaga, ibu memakai baju daster, ayah melihat perut ibu, mulai di nyanyiin lagu ciptaannya. Ayah pintar juga di bidang seni musik, pernah aku mendengarkannya menyanyikan lagu ciptaannya untuk aku, dan ibuku bertepuk tangan saja.
       Ayah yang hebat, berani bertanggung jawab ketika ia emosi. Aku tersenyum dan menendang-nendang di perut ibu. Ibu merasa di gelitiki oleh aku. 
       Itu pertama kali aku sudah bertumbuh besar. Aku bersyukur karena orangtuaku cinta dengan seluruh alunan jiwa, petikan gitar itu membuat aku menendang perut, itu pertama kali aku bermain alat musik.
       Aku sudah di beri makanan, yang masuk dari tenggorokan, sebagian makanan masuk ke Usus, dan sebagiannya aku makan. 
        Ibuku bernyanyi suaranya merdu sekali, aku senang di mana aku masih di kandungan. Aku ingin di masa-masa kandunganku ini lebih bahagia di kehidupan nyata.














Rumah Sakit 
Mengapa terjadi ibu selalu menjaga aku didalam perutnya. Terjatuh hingga mengancam aku keguguran. Pingsan ibu keluar darah yang banyak, aku berdoa kepada Tuhan, jagalah ibu, dan Tubu. 
         Ayah masih di kantor, aku terus berdoa semoga ayah bisa pulang cepat. Ku memohon di dalam rahim ibu. Memohon agar ibu masih tetap hidup seribu tahun lagi bersamaku dan ayah.
         Tuhan bantu ibu bertahan hingga bisa melahirkanku secara normal. Kejadian itu membuat aku tetap bersyukur ayahku datang dengan cepat, ayah menghampiri ibu, dan berkata “ Bertahan Bu, semuanya akan baik-baik saja “ tak tahu ia berkata kepada ibu atau Tubu, yang pasti aku dan ibu yang harus bertahan.
            Memulai dari sini aku menangis di dalam rahim ibu. Menendang-nendang agar ibu tahu aku masih tetap hidup di dalam rahim ibu.
            Jika aku terlahir di dunia ini, maka aku akan menghormati orang yang tua dari ku dan aku akan bersyukur kepada Tuhan apa pun yang ia beri kepadaku. 
            Aku mendengar suara ibu berbicara “ aku terus menendang-nendang perutnya, agar ibu tidak cemas, bahwa aku masih hidup di rahimnya. “ Di dalam rahim aku berbicara.
            Ada guncangan turun dari tangga, ibu di tuntun ayah ke meja dokter. Dan berkata begini.
           “ Ibu normal, tetapi anak ibu akan cacat, bila ibu tidak menjaga kesehatan dan pikiran “ Dokter, memakai baju putih celana hitam.
           “ Aku harus kerja dok, membuat makanan, menyuci, dan menjemur pakaian “ ibu menahan kecemasan.
             “ Memang itu perlu, tetapi, seminggu ini jangan dahulu kerja yang berat-berat ya, bu. Bila ibu ingin anak yang di kandungan sehat. “ Dokter mencatat resep obat ke apotek “ Obatnya Tiga kali sehari, ya bu habis makan. Obatnya di minum teratur, agar normal kembali “,
             “ Iya dok “ Ibu, ayah hanya terdiam dan cemas sepertinya.
        Sudah selesai dari rumah sakit, ibu dan ayah membawaku ke rumah, dari situ aku tetap bersyukur jika aku tidak ada di dunia nanti, asalkan ibu masih tetap ada di dunia.
        Bila ibu tidak ada, maka aku siap untuk tidak ada di dunia. Dalam rahim ibu aku mengatakannya.




Kembali ke Isal 
Aku isal sudah selesai membacanya, aku yakin hidup ini tidak bisa di tentukan dari kita, yang bisa menentukan hanya tuhan.
     Berkali-kali aku ulang kalimat demi kalimat, bahwa benar Kak Adis, buku ini membuatnya menangis. Aku juga menangis berkali-kali membacanya berulang-ulang.
       Mungkin aku akan membacanya lagi, tapi nanti, aku mengetik terlebih dahulu apa yang ada didalam buku ini. 
        Aku juga sudah naik kelas Tiga Sekolah Dasar. Jadi aku siap menerima bahasa yang tersulit di dunia itu. Bahasa tubuku, atau bahasa Isyarat.
         Yang di inginkan aku hanya bertemu Tubu sekali lagi, bahwa buku yang ia tulis begitu banyak arti. Sambil menulis aku juga belajar bahasa tubuku itu.
         Memilih mati dari pada hidup di makhluk yang saling membenci dan beranggapan sudah mati. Aku lanjut menulis sedikit lagi akan ada guncangan yang akan membuat kamu akan menangis dalam hati dan menangis dalam-dalam.

                 
















Berumur Satu Bulan Seminggu
Baiklah kembali lagi denganku yang masih tertanam diperut ibu. Sore sekarang, ibu asik menulis perlengkapanku ketika bayi. Sore ini aku bosan, aku hanya mendengar kata hati ibu saja. Aku mendengar bahwa aku akan di beri nama yang sangat bagus.
         Tetapi ibu masih merahasiakan tentang aku ini. Semoga ibu tetap berada di dunia ini, aku ingin ibu masih ada disini. Jika ibu tidak ada, lebih baik aku yang tiada. Tetapi itu tergantung tuhan, aku percaya bahwa Tuhan itu ada di setiap umat. Jika tidak ada agama di setiap umat, maka sesungguhnya manusia itu tidak ada tujuan hidup.
           Sebentar, ibu terkena penyakit, penyakit itu membuat aku bisa tidak ada didunia, dan ibu pun sama tidak ada di dunia. Aku tidak tahu apa penyakit ibu, tetapi ada masalah di servik alat produksi wanita.
          Ibu masih tetap mempertahankanku, ibu aku siap jika aku tidak di lahirkan di dunia ini. Tetapi ibu harus tahu, aku akan berada di hati ibu. Ibu harus tahu, bila ada yang menyakitimu, maka diriku sedang disakiti, jika ibu di hina, maka aku yang berada di dunia ini di hina. (Dalam Perut). Setiap aku berkata di dalam perut, perut ibu bergema seperti di Goa.
          Aku merayakan setiap hari aku masih berada di rahimnya. Tak lewat bahwa aku masuk ke rahim ibu jam 12.33.25WIB, setiap jam segitu aku selalu merayakannya dengan gendang dan berkata. Semoga ini akan menjadi hari yang penuh dengan sejarah, karena ibu sudah sedikit pulih. Aku ingin ibu yang berada di dunia, jika aku berada di dunia, bahwa aku sedang menutup surga di telapaknya untuk adik-adik nanti.
           Menangis di kamar tak henti-hentinya, sembari berkata berhadapan ke atas begini: “ Tuhan, bagaimana anak ini, apakah harus aku gugurkan, bahwa ia untaian bunga seperti pahlawan yang gugur. Beri aku jalan ini, petunjuk, apakah aku harus mengorbankan. “ Ibu menangis. 
         Aku menjawab: “ Tuhan, biarlah aku tidak ada. Maka aku sedang meluangkan surga untuk adik-adikku nanti. “ Di rahim ibu.
         Aku tetap bersyukur apa yang akan tuhan kasih kepadaku, aku percaya kepadamu, apapun itu sudah takdir. Siapa yang akan dijemput tuhan. Ini akan menjadi pertaruhan yang sangat tidak disangka, siapa yang akan meninggalkan dunia lebih dulu, apakah aku atau ibu. Simak ceritanya.

    





 2 bulan

Tepat di Febuari akhir aku masih menunggu sembilan bulannya aku akan melahirkan. Bulan dan bintang di angkasa ibu berdoa terus saja, tak henti-hentinya setiap saat. Ibu ingin melahirkanku di dunia yang katanya indah, bisa melihat ibu nanti. 
       Ayah berpesan jika kamu di dunia, maka kau makhluk hidup. Jika kau tidak ada di dunia ini, maka kau berada di surga. Itu pesan ayah ketika di rumah sakit. Rumah sakit harus menggunakan BPJS. 
                “ Surgaku ternodai, badai mengelilingi bumi, telapak tanganku di basmi, percuma aku hidup kalau ada satu yang meninggalku saat ini “ ibu bertatap ke jendela kamar dengan gorden berkibar kencang dari angin Kipas.
                  “ Aku yakin, bahwa ini takdir kita, apapun yang terjadi, serahkan saja ya, “ Ayah di ranjang bersama ibu, sedang baring.
         Itulah percakapan ibu, makan sebentar lagi, aku lahir, dan di kelahiran ini akan menjadi saksi dimana aku berada di surga atau dunia.
         Maafkan aku ibu, ayah, jika di rahim membuat kalian cemas dan menyusahkan. Oh ibu, ayah. Bila ini terjadi aku bersyukur, ucap itu terus berada di tulisan ini. Membahas mimpi ibu di Bab sebelumnya.
       
    













      Mimpi ibu 


Ayah menyeruput kopi, ibu tertidur, dan terbangun. Menguap dan menrentanglan tangan. Memegang perut ibu, tak sadar bahwa aku tidak ada di rahim ibu. Mengucak-ucak mata, menggaruk rambur, membersihkan kamar. Barulah sadar, tak ada rasa berat dari kemarin, ketika menyentuh perut, aku hilang.
           “ Ayah.......“ Ibu (berteriak) terus menerus. Ayah langsung menjatuhkan gelas, tak disengaja ya langusng ia lari dari ruang tamu.
            “ Kenapa bu.” Ayah bergesah-gesah.
            “Lihatlah yah, anak kita tidak ada dalam perutku. “ Ibu, menjerit.
            “ Waduh, kok hilang, apakah, kau sudah menggugurkannya “ Ayah emosi.
             “ Tidak yah, aku berani sumpah, “ ibu 
             “ Terus kemana, “ Ayah 
              “ Tidak tahu “
               “ Kamu ini, tidak ada jujurnya sama sekali. “ Ayah menampar ibu, dengan keras aku melihatnya ibu kesakitan, dan terjatuh dari tempat tidur dan ibu merasa sakit di punggung.
                “ Haduh, “ Terbang ibu dari jatuhnya dari tempat tidur.
                “ Kenapa, Bu “ Terbangun ayah dari suara ibu yang kesakitan. 
                “ Ibu kok bisa jatuh, “
                “ Tadi ibu ngigo “
                 “ lain kali hati-hati Bu. Ayo kita kue rumah sakit. “
                  
           Ibu berada di rumah sakit, selesai memeriksa, bahwa dokter menerangkan, akan ada cacat di bagian Indra katanya si dokter. Aku menjawab, “ Kenapa aku tidak bisa berkata di dalam rahim ibu lagi ya, kok bisanya berkata dihari yah”
            Bahwa mimpi itu akan membuat aku membenci bermimpi, jika aku bermimpi, aku hanya percaya diri, apapun itu bahwa aku membenci bermimpi. Ibu bermimpi tak baik, tetapi aku bebti mimpi, mimpi itu hal yang fiksi bagiku. Bermimpi hanya manusia yang tidak percaya pada potensi dirinya.
           


   Di rumah sakit
Banyak sekali lalu lalang berbaju warna putih, aku kira mereka seperti yang pernah ada dalam mimpi ibu. Tak ingin aku melihat ke sana. Aku tetap ada didalam tubuh ibu yang sedang sakit pendarahan yang cukup banyak, melihatnya aku jijik.
         Ibu sudah siuman, segera pulang naik sepeda motor calon ayahku, dan calon ibuku naik dibelakang calon ayah nanti untukku.
         Aku melihat calon ibu untukku selalu memegang perut, bahwa aku tidak kenapa-kenapa calon ibu dalam hatiku. Calon ayah ngerem dadakan, aku terguncang didalam perut ibu. Bolehkah aku melihat ini semua. Calon ibu itu sudah tidak ada, calon ayah sudah tidak ada, aku dilahirkan dan mati disurga.
       Mereka calon orangtuaku, dan aku sudah ditakdirkan tidak ada didunia. Mungkin ini akhir ceritaku, bahwa isal sudah SMP. Sudah besar sekali, ia pun sudah lancar bahasa isyarat, aku senang melihatnya di atas awan ini, yang bergerak dan berbentuk abstrak.
        Kisahku sudah berakhir, dan ini pertemuan kedua dariku, dimana aku turun dari awan menjelma menjadi manusia. Dekati isal. Didalam rumahnya, aku menjadi anak bayi disamping pintu rumah keluarga isal.
        Aku sengaja merengek, agar keluarga isal bisa langsung menggendongku dan masuk, dingin sekali diluar waktu subuh. Pertama yang keluar si isal menengok dari jendela mengeset gorden berwarna hijau.
                      “ Apa itu, anak bayi “ putra langsung mengetuk pintu kamar orangtuanya. 
                                 Tok-tok-tok suara ketukan berkali-kali
                     “ Apa sal, “ ayah mengucak-ucak matanya, ibu melihat jam Beker menuju jam 3 subuh.
                     “ Ada anak bayi di depan  pintu, yah “ isal cemas
        Ayah bergegas ke ambang pintu, melihat bahwa anak bayi itu langsung dibawa kedalam rumah. Ibu terbangun karena bunyi suara tangisan bayi itu mengundangnya ke ruang tamu. Aku terdiam melihat anak bayi itu.
       Ibu melihatnya takjub, seperti ada keajaiban, karena orangtua isal sudah tidak akan dikaruniai anak lagi, karena rahim ibu sudah diangkat. Dan ini anugrah dari Tuhan yang begitu indah.
       Bayi itu diberi nama oleh ayah, namanya MARTUBU. Semuanya heran karena nama itu sangat aneh dan baru aku dengar. Ayah memberi nama itu karena ada yang membisiki ditelinganya. Inilah awal aku menjelma menjadi manusia, sangat lama berusia sekitar 12 tahun. 
        Aku dirawat seperti anaknya sendiri. Ternyata dunia ini indah, masih ada manusia menerima karunia dari Tuhan, dan kita sebagai manusia seharusnya bersyukur, kapan kita ada didunia, maka kita syukuri kenikmatannya.
        Menganti popok, bermain dengan isal, tak mengapa ia mengerakan tangan seperti bahasa isyarat. Ia sudah mendalami bahasa isyarat tersebut. Betapa gigihnya ia ingin bertemu denganku. Bahwa yang ia cari selama ini ada didepan matanya.
       Menanti aku ia lupa bahwa namaku martubu yang selama ini ia cari. Haruskah aku jujur, aku tidak ingin mengecewakan mereka, jika mereka sayangi aku, mungkin aku akan tetap menjadi anak bayi yang lucu.













     










     Isal belajar bahasa isyarat
Mungkin ini cara terbaik, jika aku akan selalu bersamanya, kau harus ngerti isal, pasti akan ada waktunya aku siapa. Bila aku ungkapkan semua, ini akan menyakiti kalian semua, bahwa Tuhan memberi berkat.
         Aku melihat ia menonton berita, hanya untuk melihat bahasa isyarat dibagikan bawah kiri. Aku tertawa anak bayi. Ia melihatku, aku langsung menangis. Isal menghampiriku, ia memperagakannya, tak sengaja aku mengerakan tanganku, aku lupa bahwa indentitasku tak boleh tertukar.
                    “ Adek, kok mirip kawanku sih “ isal menatapnya, dan aku pura-pura menangis “ Tidak mungkin ia kembali, ia sudah ada disurga. “ isal kembali menonton televisi, dan berbunyi iklan. Ia kembali ke dalam kelambuku.
         Ia masuk ke dalam kelambu anak bayi, si bermain denganku, aku tertawa. Dan aku siap jika hari ini akan menjadi besar, akan ku katakan semua yang terjadi, bahwa aku ini bukan manusia.
         Itu janjiku kepada Tuhan, tuhan izinkan aku kali ini aja merasakan bahagia didunia. Dan isal pun berkata “ Kau dimana, kawan, aku ingin bertemu hanya sedetik saja “ isal berkata di hadapanku.
         Betapa rindunya ia kepadaku, mungkin aku akan kembali hanya menjadi jelmaan manusia saja. Aku ini bukan manusia isal, aku hanya jelmaan yang ingin merasakan bahagia didunia yang indah yang diciptakan Tuhan.
           Melihat isal kembali menonton berita, ia asik memperhatikan bahasa isyaratnya saja, tak menyimak berita tersebut. Maklumlah ia masih anak kecil menuju pubertas. Semoga kau tahu sal, bahwa ada aku Yang selalu ada dalam hidupmu, aku kesini, agar kau tak merasa sendirian, dan tidak merasakan kesusahan hidup. Aku berharap kau sabar, menungguku untuk jujur.











Kemeriahan
Isal bertambah umur hari ini, dimana di ruang tamu ramai sekaki, bahwa kawa sekolah putra menyaksikan isal ultah. Ramai sekali, aku digendong ibu, melihat jadi dan kue sangat enak, kue ultah tersebut ada lilin angka 1 dan 2. Mungkin umur isal sudah Dua Belas Tahun.
          Bernyanyikan selamat ulang tahun dan tiup lilin, aku tak tahu apa yang ia harap. Tetapi aku akan terus bersamanya seperti ia ingin bersamaku terus. Terima kasih Tuhan tidak sia-sia aku di dunia ini. Aku bersyukur bahwa aku hanya jelmaan saja.
        Dan memotong kue, diberikan kepada kedua orangtuanya, berfoto dan dibelakang ada tulisan selamat ulang tahun. Dan aku berkata “ Selamat ultah sal, esok kau akan menjadi manusia yang berguna dalam hidupmu. “
        Serta aku sudah merasa lelah didalam kasur ini, aku ingin segera naik ke atas panggung bersama isal, tetapi ibu meletakan ku di atas kasur dengan kelambu. Dan di beri kipas angin kecil.
         Kemeriahannya begitu meriah bagiku. Karena aku akan ada bersanamu sal, terimakasih sudah pernah membantu. Bahwa aku harus jujur sekarang juga. Aku bertumbuh besar tinggal 2 tahun lagi aku bersamanya, hari terakhir, aku akan jujur padanya.



.





“ Aku akan ada bersamamu, aku akan jujur padamu, bahwa aku adalah jelmaan manusia yang senang tinggal dibumi, jika aku bisa lebih lama dibumi, mungkin aku ingin mati dibumi. Dan kita sebagai manusia harus bersyukur atas Tuhan yang beri. “ 
         
  Cerita ini khusus anak-anak 5+
  Khusus anak 5+ tahun ke atas.

       Buku anak berseri sampai benar-benar dinyatakan tamat.
Keunggulan naskah
Aku yakin buku ini banyak disukai anak-anak, belajar bersyukur kepada Tuhan yang maha esa. Unggulnya naskah ini banyak yang belum pernah terjadi di dunia ini. Semoga penerbit bisa menerbitkan naskah ini.

Kelemahan naskah
Naskah ini masih belum baku, semoga editor bisa memperbaiki ejaan yang benar. Karena aku masih pemula, dan aku akan terus berkarya, untuk literasi.


Sinopsis
Namanya isal, membantu Tubu yang bisu, dan mereka berpisah sangat cepat sekali. Ada buku tulisan dari Tubu dan isal belum bisa membaca, dan ketika bisa membaca ia membaca semua tulisan Tubu, dan isal harus bisa bahasa isyarat jika ingin bertemu dengan Tubu. Tubu berkata “ Bahasa paling sulit itu bahasa tubuku” menulis di kertas.




Karya orisinil dari penulis Cikarang.                           Membeli buku ini harus nama

                   (Martubu)                                                               (                    )


Kata pengantar:
Kepada Tuhan yang maha esa sudah memberi aku nafas, sampai saat ini aku akan berkarya demi dapat berkat yang baik. Kepada orangtuaku, saudara, adikku, dan kawan-kawanku, sudah siap menerima jika naskha ini ditolak penerbit. Maka aku akan belajar dari kegagalan. Ini pertamaku tulis cerita anak-anak, semoga penerbit bentang pustaka bisa menerima saya menjadi penulis. Terima kasih, salam literasi.
Cerita ini berseri, masih ada lagi yang harus aku tulis tentang tubuku ini. Semoga penerbit bisa kerjasama dengan aku.

Tubuku seri satu
Anak-anak

Bidik skak mat

(2019)
Dimanakah dahulu 
Yang selalu aku rindu
Seberkas kisah
Menampilkan suasana
Begitu syah
Menanti gemerlap
Datang meranah
Begitu klop syah
Menteri
Di makan Clover
Kuda bergerak rap-rap
(Brak) Hampir skak
Perspektif rindu
Bermain catur
Perihal kata Skak Mat.

Tik-tik-tik, cit ilat tanah liat negeri titik...

(2019)
Rinai hujan
Melantunkan suara tik-tik-tik secara bersamaan.
Curah deras hujan turun-menurun.
Tanah airku diteteskan hujan.
Ibu Pertiwi subur, meleburkan hujan dengan genangan.
Rasakan.......
suara ini, memilih mati dari kemarau yang panjang.
Sialan........
membanjirkan sawah. Ibu Pertiwi busung lapar.
Terserah........
besok makan apa?
Tuhan.......
bumi Pertiwi sedang gundah gulana.
Berkelana
tikus-tikus berteriak cit-cit-cit

Lampu mati.
Gelap gurita.
Tanda suka duka.

Kidung agung, marah
Di atas mendengar keluhan kami
Kembali lagi
Listrik.
Kemudian bahan pokok
Di colok pas.
Bahan bakar 
tak semestinya meledak.
Kedok ragi
Jasad reformasi
Tak dihargai 
Tidak semestinya dibeli
Kepada birokrasi.

Sepatuhnya kami, membuka aura kasih
Air mata hujan ini, penderitaan kami di alam bebas sengsara, lebih baik kami murni mati.

Sabtu, 25 Mei 2019

Kumpulan tubumar (Belum Tuntas)



Hukum Tubumar

Hukum tubumar yang aku buat sendiri untuk menghukumku ketika aku serba salah. Ibuku ahli hukum aku ketika aku terlambat dirumah. Aku tidak ahli hukum, hanya ibuku yang dari lulusan hukum di ambon dulu.

   Semoga aku membuat hukum, bisa membuatku takut kepada hukum. Filsafat hukum tubumar melakukan tentang perjalanan yang belum dijalani, yang dinamakan cinta.

   Mudah-mudahan di berikan rahmat begitu tebal dari tuhan. Kumpulan tubumar memiliki banyak yang terlibat disini, khususnya temanku bernama bima yang paling banyak aku menceritakannya.
 
    Amin jika aku selesai membuat semua perjalanan yang pernah hidup, saksi menjadi bisa tersendiri. Dan itu semua di hijaukan dari alam yang diciptakaan.

   Hukum ini hanya bersifat sementara tidak tetap. Aku mulai konfirmasi kepada ibuku, dan itu gagal, hukumku ditolak. Aku berfikir bagaimana hukum ini disetujui. Itu sudah disetujui aku sendiri.

   Hukum yang paling ampuh membuat manusia merubah dirinya untuk menjadi baik. Hukum dibuat untuk dihukum, ketika dilanggar membuatmu mati di bui.

   Barulah dasar hukum ini didapatkan dari lamunan sebentar. Berbunyi:           
  " Manusia akan terlihat seperti semut, apabila dilihat dari 3000 kaki dasar permukaan laut. " Itu dasarnya
       Terbentuklah pasal demi pasalfat itu pertama dari aku mengarang yaitu aku mengarang tidak merokok waktu kelas 2 smk, tetapi aku merokok. Ini semua dijadikan pembelajaran, bahwa manusia suka berbohong maka dia akan menjadi penulis. Itulah aku sendiri, tetapi kalian jangan mengkikuti jejak aku, jejak aku suram, jika diikuti jejak aku, maka kalian akan tertidur di bawah alam, dikubur tersisa tulang ber tulang.
      Pasal 1 ayat 1 berbunyi:
       " Ibu tidak boleh menghukumku, jikalau tidak bersalah "
      Pasal 1 ayat 2 berbunyi:
        " Gitar sebagian dari pada kehidupan. "
       Pasal 1 ayat 3 berbunyi:
        " Sesungguhnya perempuan yang jual mahal, maka DP-nya harus lebih tinggi, perempuan hanya gengsi "
        Pasal 2 ayat 1 (slogan diriku) berbunyi:
         " Der ah "
        Pasal 2 ayat 1 A (seni) berbunyi:
          " Seni adalah air kencing, kalian semua seniman "
        Pasal 2 ayat 1 B (mani) berbunyi:
           " Seni adalah air kencing, jika berbeda berarti air mani "
          Pasal 2 ayat 2 ( Coretan Dinding) berbunyi:
           " Rumahku telah lulus dari kredit " 
          Pasal 2 ayat 3 ( Coretan Dinding) berbunyi:
           " Rumah ini dalam pengawasan CCTV bermata sipit, dan mempunyai hukum pemerintahan tubumar "
          Pasal 2 ayat 4 berbunyi:
           " Pasang surut air laut takut kepada ular kadut "
          Pasal 2 ayat 5 berbunyi:
           " Aku akan baik jika suasana mulai membaik "
          Pasal 3 ayat 1 berbunyi:
          " Cikarang adalah kota masa depan yang belum dikenang "
          Pasal 3 ayat 2 A berbunyi:
           " Maluku berada di indonesia "
           Pasal 3 ayat 2 B berbunyi:
            " Malangnya aku di indonesia "
           Pasal 3 ayat 3 berbunyi:
             " Ngapain makan, nanti juga lapar lagi "
            Pasal 3 ayat 4 berbunyi:
              " Sperma waktu aku masih kecil sekali "
            Pasal 3 ayat 5 berbunyi:
             " Aku lelaki tomboy "
           Pasal 3 ayat 6 berbunyi:
              " Masa reformasi akan diganti menjadi masa birokrasi "
           Pasal 4 ayat 1 berbunyi:
              " Simsalabim, piye kabare "
          Pasal 4 ayat 2 berbunyi:
               " Hukum tubumar menjunjung tinggi keluarga LDR "
          Pasal 4 ayat 3 berbunyi:
             " Pintu kamarku bukan pintu Indomaret/Alfamaret DLL "
          Pasal 5 ayat 1 berbunyi:
              " Hatimu tembus dengan mobil sedan! Memang edan "
          Pasal 5 ayat 2 berbunyi:
              " Tuhan kita esa, hanya kita yang berbeda "
          Pasal 5 ayat 3 berbunyi:
              " Aku ingin berbeda, cuma aku yang berwarna nan indah "
          Pasal 6 ayat 1 berbunyi:
             " Aku ingin ke jepang bukan main-main, aku hanya ingin seriusan, mencari jodoh "
          Pasal 6 ayat 2 berbunyi:
              " Jangan bilang ke aku sudah kenal, Aku akan menyuruhmu lebih dulu mengenal ketuhanan " 
        Pasal 7 ayat 1 berbunyi:
              " Jika kau marah kepadaku tidak apa-apa, yang penting jangan marah kepada tuhan "
          Pasal 8 ayat 1 berbunyi:
             " Terima gak yah, yah udah dikasih, terima kasih dah "
         Pasal 9 ayat 1 berbunyi:
             " Bacalah sebelum kamu buta "
        Pasal 10 ayat 1 berbunyi:
            " Aku tampan bukan piji diri, tetapi aku hanya menghargai ciptaan tuhan "
        Pasal 10 ayat 2 berbunyi:
           " Nasi, rokok kebutuhan popok "
        Pasal 10 ayat 3 berbunyi:
          " Rokok membunuhmu, ketika di bakar "
        Pasal 10 ayat 4  berbunyi:
          " Teknologi bisa habis zaman, ketika diakhir zaman lenyap "
       Pasal 11 ayat 1 berbunyi:
          " Dasar Bucin Taluna "
       Pasal 12 ayat 1 berbunyi:
          " Romantis akan kalah dengan yang humoris, tetapi romantis dan humoris akan kalah dengan yang spesialis "
        Pasal 13 ayat 1 berbunyi:
           " Buaya terbesar suara buaya  disurabaya, lubangnya dijakarta"
       Pasal 14 ayat 1 berbunyi:
           " Aku suka dia, ada masalahkah. Aku masih normal suka wanita "
      Pasal 15 ayat 1 berbunyi:
          " Waktu yang bisa dibeli ketika main warnet dan main PS, kalau gak percaya coba aja "
      Pasal 16 ayat 1 berbunyi:
         " A B C D ------- Ah BaCoD "
      Pasal 17 ayat 1 berbunyi:
         " Kamu hanya kumpulan kenangan yang belum juga dibuang "
      Pasal 17 ayat 2 A berbunyi:
         " Aku mencintaimu se-selat sunda "
     Pasal 17 ayat 2 B berbunyi:
         " Aku mencintaimu sejak neskar always number one "
     Pasal 17 ayat 3 berbunyi:
         " Kalau cinta ini berakhir berarti tuhan takdirkan kita tidak berjodoh "
    Pasal 18 ayat 1 berbunyi:
         " Aku sedang mencari harta karun, disekitar daerah sini, harta karunku adalah kamu "
 Itu yang aku buat sendiri dalam hidupku. Hukum ini bersifat sementara tidak tetap.
    Aku dapat dasar-dasarku kembali, dalam lamunan aku dapat imajinasi itu. Disaat aku sedang berada di pos ronda perumahan, yang sedang aku hibur bapak-bapak yang ingin di hibur katanya, aku tidak bisa menolak karena itu suruhan dari orang tua aku harus nurut, kalo tidak nurut, dosa kata imam masjid di perumahanku.
   Dasar-dasar ini hanya ku buat iseng-iseng, disaat sewaktu pulang dari pos yanto. Siksa maling, itu slogan baru dari pos ronda tersebut, yang aku tulis besar dibagian depan pos.
















   Dasar-dasar ini hanya aku buat iseng-iseng, disaat sudah waktunya pulang dari pos yanto, siksa maling, itulah slogan baru dari pos ronda tersebut, yang aku tulis besar dibagian depan pos

 Aku kembali ke rumah, langsung ambil buku catatan dan mulai menulis:

               Dasar-dasar tubumar
                          1. Ayah sebagai kepala rumah tangga
                          2. Ibu sebagai ibu rumah tangga
                          3. Keluarga LDR
                          4. Aku sebagai kakak
                          5. Jeremy dan Amanda sebagai adeku


Kenalkan Dasar-dasarku

Pertama-tama itu yang menyangkut keluargaku, dibagian pertama ada ayah sebagai kepala rumah tangga dirumah, yap itu betul sekali. Ayahku seorang polisi militer, dulu ayahku masih berpangkat pelda (pembantu letnan dua). Ayahku selain galak juga selerah humor yang tinggi. Banyak pesan-pesan singkat yang masih aku ingat. Ayahku suka ganggu adeku namanya jeremy.
      Bagian ke-dua " Ibu sebagai rumah tangga. " kalimat itu sudah jelas, kalian tahu apa yang aku maksud itu. Ibuku yang selain bisa masak, ibuku juga ahli menghukumku ketika aku terlambat pulang ke rumah. Ibuku juga suka nyanyi dikamar mandi, dan di gereja.
     Keluarga LDR, kalian tahu apa itu keluarga LDR. Sebagian besar orang kiranya keluarga  LDR adalah keluarga jauh, LDR dihukum tubumar adalah Lagi DiRumah. Pokoknya itu yang disebut LDR. 
    Keluarga yang jarang dirumah. Aku pulang sekolah jam 4 sore. Adeku pulang sekolah jam 2 sore. Ayahku kadang pulang kerja 3 hari sekali. Memang jelas LDR disini keluarga jarak jauh. Tetapi aku mau ubah mandat tersebut. Aku ubah seperkian terima kasih.
   Aku disini tak tahu apakah aku sebagai tokoh utama, kayanya tidak deh, soalnya aku bukan tokoh yang jelas disini. Aku hanya mengetik apa yang sudah terjadi. Kadang aku tambahkan kata-katanya. Tapi ini murni apa yang terjadi. Sebelumnya yang terlibat Almarhum Bima, sahabatku yang dulu pernah kita lalui bersama, dan hilang untuk tidak bersamaku lagi. Dan She adalah seorang perempuan, yang pernah ngejar-ngejar aku gitu, tak tahu apa yang dia mau dariku. Kumpulan tubumar yang terlibat: keluargaku, Almarhum bima, She.
   Ade-adeku yang ganteng, dan cantik. Adeku punya juga cerita katanya mau diceritakan. Boleh aja kataku, selagi itu tidak menyangkut aku yang kau ceritakan, lebih baik aku yang menceritakanmu,  kamu gak takut nanti ada yang marah.
   Ade-adeku yang laki-laki, yang sering diganggu oleh ayahku, tak tahu kenapa ayahku suka ganggu si jeremy sedang menjalankan untuk bernafas. Kadang diklitik, terkadang digangu sedang bermain game di Hand Phone. Sudah lah aku benar-benar seperti orang yang terus menulis tentang keluargaku. 
    Jika aku menceritakan semua nanti pasal demi pasalku tidak selesai, hanya menjadi pasal yang tidak ada penjelasannya nanti. Mengapa aku memilih untuk membuat hukum. Hukum yang bisa buat orang tidak berdaya ketika dihukum, jangan main-main dengan hukum, itu pesan ibuku. 
    Aku yang membuat hukum tidak ada sangkut pautnya dengan negara indonesia, tidak ada. Ibuku memang lulusan hukum di ambon seperti yang telah aku jelaskan. Jangan main-main, aku mah maunya seriusan. Yang artinya jangan main kalau tidak serius.
  Seperti quote dari aku pribadi:
 
  Apa yang kamu mau dariku, tidak ada kan. Oh yasudah, aku juga tidak yakin diriku bisa memenuhi permintaaanmu. Lebihkan jika ingin disisikan sedikit saja, jangan banyak-banyak nanti ada yang ngambil. Belum waktunya aku banyak berkhotbah disini, aku takut, karena aku bukan ahli agama.
   Mau apa saja, ambil tak usah sungkan. Ambil yang kau perlukan saja, waktumu hanya 2 menit untuk memilih. Jangan salah ambil yang tidak berguna, ambil yang ada nilai gunanya untukmu, untuk siapapun. Jadilah prisai yang dibalutin iman, bukan anti puluru dan baja, setan akan kalah dengan balutan iman. Jangan lupa dengan balutan perban, itu teman dari iman ketika kau terluka dengan setan-setan yang mulai iri denganmu.
  Ketika kau salah, tetapi dia tidak mau memaafkanmu, tidak apa-apa, tidak usah emosi, sabarlah. Ketika dia ingin apa darimu turuti itu, kalau dia mau ribut, tantang dia, aku yakin orang yang banyak bergaya hanya terbatas dari kekuataan, orang yang banyak gaya keberaniaannya dan kekuatannya nihil. Saya tidak takut kamu, untuk apa takut. Benar kata nurhadi : " tuhan menciptakan dua tangan untuk baku hantam. " itu benar kalau kataku.

    Jika orang itu tidak suka kepadamu, maka cintailah dia, lebih dari kata cinta dan sayang. Tetapi yang sedang mencintai orang jangan ambil kutipan ini, sama saja tidak berguna tulisan yang diatas.

   Sebelum kamu tahu aku siapa sebenarnya, jangan memilih aku dahulu, itu sama saja tidak adil karena PEMILU sedang berlangsung. Kamu tahu yang terbaik untuk masa depanmu, itu hanya aku. 

    Apa yang kamu bisa, kenapa kamu kecewa, itu usahamu, tidak perlu kamu kecewa, itu sama saja yang kamu usahakan tidak berguna, kamu syukuri saja, dan jangan mengulangi, ubah usahamu jadi yang baru, dan berjanjilah jangan gagal lagi.

   Sebelum kau masuk, coba kau lihat ada tidak orang disana. Jangan mengetuk yang ada orangnya, itu sama saja membuatmu patah hati. Jangan ganggu hubungan orang, itu sama saja kau merusak anak orang yang sedang menjalin hubungan. Lebih baik kau tunggu, kalau tidak cari yang baru.



    Sahabat yang tahu aku sedang apa, dan dimana. Itulah mengapa sahabat serba tahu, serba bisa membantu. Kamu tahu, sahabat adalah saudara yang dibelakang kita. Sahabatku mengapa kamu tinggalkanku sangat cepat. Mohon maaf dan lahir seluruh batinku, sebentar lagi lebaran.

       Dan aku mulai menulis lagi dibagian belakang buku catatan yang ku tulis dengan pena hitam. Jika ada undagan di rumahmu, maka itu diundang untuk makan gratis. Di dunia ini yang paling murah hanya gratis, jadi kalau ada yang jualan paling murah, tetapi tidak ada tulisan gratisan, lebih baik tidak usah membelinya, mengapa begitu, karena kamu telah dibohongi penjualan tersebut.

         Undanganku (pram bule)
Pembukaan pintu keluar kamarku ditarik saja.
Aku ditetapkan sebagai menteri corat-coret oleh ayahku. Adeku hanya tidur dan belajar. Aku juga mengambil alih ketika kepala rumah tangga sedang tidak berada dirumah. Siap 86 oke saja.
Dengan itu dititipkan untuk kesejahteraan keluargaku sejati, harmonis, dan terseraan. 
Ketika jalan-jalan, harus membawa uang. Mau makan bersama, ketika selesai makan yang terakhir wajib dia mencuci piring semuanya.


Setelah selesai membuat hukum, semoga kepala rumah tangga  dan ibu rumah tangga setuju, nyatanya terbalik, hukumku tidak diterima.   
     Yasudah itu buat aku sendiri saja. Biar aku tidak jauh-jauh untuk ke Jakarta hanya mengajukan hukumku. Maksudku Ke DPR dan MPR.

Pasal 1 ayat 1 berbunyi:
         " Ibu tidak boleh menghukum kalau tidak salah "
.
Pasal 1 ayat 1 itu yang pertama kali aku buat waktu ibuku hampir memahariku, tak tahu apa maksudnya, aku tidak berani melawan ibuku, aku takut dosa. 
     Aku bercerita, ketika itu aku sedang tidak dirumah, aku berkelana dirumah temanku. Namanya bima, sekarang sudah tidak ada, dia sudah berbeda denganku, beda alam, dia sudah disurga.
     Ia temanku waktu SD, ketika SMP dan SMA/sederajat aku beda sekolah. Walaupun beda sekolah kita jarang bersama lagi. Main dirumah ALM. bima, ALM disini bukan almarhum, dia waktu itu belum meninggal. ALM disini alamat di gang bima. 
    Cerita ini horor sekali, ini nyata pernah aku alami bersamanya.
     Waktu SMP aku tidak lagi main bersamanya, karena aku dulu selalu belajar, kadang main tapi tidak bersamanya.
     Tepat waktu aku naik kelas 2 SMK, aku naik kelas, walaupun nilaiku tidak bagus. Libur panjang yang aku buat dengannya bersama-sama mengulang bahwa kita pernah bersama-sama waktu kecil.
     Aku main kembali bersamanya, waktu itu aku mulai belajar merokok, dibelakang rumahnya bima. 

              " Beli rokok lah, " katanya
              " Uangku sisa 10ribu, " kataku. Sambil meraba kantong
              " Yaudah beli setengah, " katanya
              " Kamu aja yang beli, " kataku. Menyerahkan uangku















   Sekitar 2 menit dia datang membawa rokok gudang garam filter berisi 6 batang, sebungkusnya 6+6 = 12 batang

   Sekitar 2 menit dia datang membawa rokok gudang garam filter berisi 6 batang, sebungkusnya 6+6 = 12 batang.

               " Katanya setengah, " kataku
              " Ini isinya 6 batang, " katanya. Membuka rokok didalam bungkus
              " Maksud aku begini, " kataku. Apa yang aku perbuat, aku memotek rokok menjadi 2 bagian.
             " Bodoh, sayang, " katanya. Mukanya memerah, betapa cintanya dia kepada rokok sampai-sampai diucap sayang.

         Aku membakar rokok yang baru aku potek . Potek artinya potong, bahasa cikarang.

 . .
Rokok yang aku hisap lebih dulu habis. Aku waktu itu belum berani menghisap asap dalam-dalam, aku masih baru merokok.

              " Kamu kalau merokok kaya begini, " katanya sambil menghisap dan tarik perlahan-lahan. Seketika dia berbicara " coba " sambil mengeluarkan asap.

        Aku coba yang baru aku bakar rokok lagi, batuk keras, benggek, seperti aki-aki batuknya, aku ke kamar mandi untuk membuang dahak.

         " Pahit, " kataku. Raba mulut yang basah, kamu tahu aku dikamar mandi ngapain, aku sedang kokop air dibak.
         " Nanti juga terbiasa, " katanya. Sedikit ketawa 

     Sangat mengoda sekali dia denganku. Ketika aku tidak ingin turut suruhannya matanya melingkar-lingkar seperti menghiptotisku.

       Katanya: " Rokok sebagian dari kebutuhan. " Itu seperti slogan dia pribadi.
      Aku jawab: " Ngapain ngerokok, nanti juga merokok. " Aku menjawabnya dengan sedikit senyuman kecil dibibirku.

    Itu pertama kalinya aku merokok, dari situ aku tidak bisa berhenti sampai aku bersamanya dan tidak bersamanya.

    . . .
Aku segera pulang, matahari sudah terbenam, bergegas pulang untuk mandi. Ketika aku beradapan dengan ibuku. Ibuku seperti mencium yang gak enak.

          " Kamu kok bau rokok, " kata ibuku.
    Aku kaget ketika ibuku tahu aku merokok, jantungku berdetak kencang sekali. Aku gugup untuk menjawab hal itu. Aku jawab dengan kebohongan, aku tahu itu dosa, tetapi bagaimana lagi, aku jujur aku dihukum, aku tidak jujur tetap dicatat oleh malaikat. Aku tidak jujur tetap dicatat malaikat. Disitu aku sangat binggung, pusing. Jangan ikuti jejakku, aku nakal.
         " Iya bu, tadi main di warnet, " kataku. Ibuku tahu diwarnet didepan jalan raya ada 300meter dari rumahku, tahu bahwa disitu banyak yang merokok.
       " Oh, awas aja. Kamu jangan ngerokok dulu, " kata ibuku
      " Iya, bu, " kataku. Langsung bergegas kekamar mandi. Kamu tahu apa yang sedang aku lakukan didalam kamar mandi. Aku terlanjang, langsung mandi.

   . . . .
Selesai mandi aku mulai membaca buku. Adeku yang sedang membaca buku IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pelajarannya aklo tidak salah tentang negara-negara di asean. Adeku yang sedang menghapal negara-negara di asean.
      " Indonesia, malaysia, brunei darusalam, kamboja, filipina, ....... Diam sebentar. Thailand " ucap adeku amanda.
      " Maroko de, " kataku. Memotong pembicaraan adeku.
       " Negara apa itu, " katanya. Kaya baru dengar
       " Coba tanya ibu, " kataku.
      Adeku bertanya ke ibu, " Marokok negara mana kata abang . katanya.
       " Apa. ( intonasi besar ). Marokok abang, " kata ibuku.

    Ibuku memang sedikit budek. Tak tahu mengapa ibuku bisa budek. Katanya dia sering kedalam laut, jadi telinga ibuku waktu itu berdarah. Aku bukanya menghina memang itu kenyataanya.
     Ibuku keluar dari kamarnya, membuka pintu dengan amarah sampai berbunyi " DOR " seperti suara tembakan.
       " Apa katanya de, " kata ibuku
      " Negara marokok ma, " kataku. Memotong percakapan untuk adeku
      " Bukan kamu yang ibu suruh jawab, " kata ibuku. Notasi melengking
      " Iya, ma, negara maroko, bukan marokok, " kata adeku. Marokok bahasa batak yang artinya merokok.
     " Oh, ibu meminta maaf, karena telah emosi. Ibuku hampir menghukumku. Wajarlah ibuku cemas ketika dilihat anaknya merokok, betapa bencinya ibuku dengan rokok.















 Wajarlah ibuku cemas ketika dilihat anaknya merokok, betapa bencinya ibuku dengan rokok

    Ibuku hampir menamparku, disitu aku telah tepar (telat ditampar),     
  Dari situ aku buat pasal yang pertama. Perjalananku belum berakhir begitu saja. Masih panjang cerita pribadiku. Semoga ibuku tidak tahu aku sedang menulis ini.  


 Pasal 1 ayat 2 berbunyi:
 " Gitar sebagian dari kehidupan. "
.
Aku mulai akrab dengan bima, waktu itu orang tua bima sedang tidak ada dirumah, orang tuanya pergi ke jakarta, menginap sampai 2hari.
     Kalian tahu apa yang sedang kita lakukan dirumahnya. Kita membuat hari itu menjadi hari yang sangat bersejarah sekali.
            " Bim, kok kamu senang, keluargamu meninggalkanmu, " kataku
           " Iya, lah aku bisa bebas, " katanya
           " Sudah gila kau, bagaimana orang tuanmu meninggalkanmu selamanya, " kataku
           " Janganlah, aku gak mau masuk panti asuhan, " katanya. Muka melas, mata sipit.
       Sore aku meyetel lagu memakai pengeras suara yang disebut orang cikarang " Salon " gak tahu itu bahasa sunda apa tidak.
        Lagu yang aku suka bandto iwan fals. Kalian pasti tahu iwan fals, yasudah tak perlu lagi kuceritakan siapa iwan fals. Untuk generasi Z, yang tidak tahu lebih baik cari digoogle.
           " Ganti lagunya, jangan yang didalam indonesia, " katanya. Dia memang suka lagu domestik, dia memang tidak mendukung permusikan lokal.
           " Ini lagu yang seru, " katanya lagi
         Kalian tahu apa yang disetel lagunya. Oke aku akan kasih tahu deh. Lagu yang disetel bima lagu The rolling stone aku gak tahu judulnya, pokoknya ada bahasa inggrisnya gitu lah pokoknya.
      Aku ingin pulang, tetapi ditahan tidak boleh pulang. Ia menyuruhku untuk tetap dirumahnya. Aku mulai cari jalan pintas.
          " Bim, aku pulang dulu, " kataku
          " Nginep aja, " katanya 
          " Aku harus izin dulu, " kataku. Mulai saliman, seperti pemain bola, mau selesai bermain harus salam. Salam artinya sampai jumpa/bisa sampai bertemu lagi.
          " Wokeh, kalau tidak boleh, main aja dirumahku, " katanya.
         " Iya, " kataku. Up up
 . .
   Aku meninggalkan rumah bima, sampai dirumah, langsung mandi dan makan bersama ibu, aku, jeremy, amanda. Waktu itu ayahku sedang piket dikantor ini kesempatanku untuk aku meminta izin.
         " Bu, aku minta satu permintaan saja, " kataku
         " Apa, nak. " kata ibuku
         " Aku ingin menginap dirumah bima, bima jadi yatim piatu sementara. " kataku
         " Yatim piatu sementara, kamu ucap kalimat jangan main-main. " kata ibuku
         " Ia ditinggalkan orang tuannya sementara maksudnya bu, " kataku
        " Hari ini saja ya, " kataku
        " Iya, bu. Terima kasih, " kataku. Pamit langsung kerumah bima.
  Aku berkelana tak membawa apa-apa, ini pertama kalinya aku dibolehkan berkelana. Tuhan sedang memihak kepadaku untuk kerumah si bima.
     Sampai dirumah bima. Ku ketuk pintu, menyebut namanya. Dia membuka pintu yang baru aku ketuk.
      " Woy, boleh izin, " kataku
      " Izin, apa, " katanya
      " Ingin menghinap dirumahmu, " kataku
     " Boleh saja, tapi bayar semalam 300 ribu rupiah, " katanya
     " Murah banget, jangan 300 ribu kenapa sih? " kataku
    " Kenapa apanya, " katanya
     " Aku gak ada duit, " kataku
     " Jeh, sia asup lah. " katanya. Jeh, sia asup lah itu bahasa sunda artinya dih, kamu masuk lah
     " Mangga, mangga nih. " kataku. Mangga bahasa sunda artinya dipersilahkan nih.
   Aku diajak oleh bima kekamarnya, baru ini aku masuk ke kamar bima. Aku melihat gitar, bima mulai sombong menujukan bakatnya, bima yang jago bermain gitar, tetapi dia malu untuk menunjukannya. Tak tahu kenapa dia malu padahal itu bakatnya.
  Aku pinta untuk bima ajarkan aku untuk main alat musik gitar, aku disuruh bima untuk belajar gitar dengan sendiri, yang terpenting baginya harus punya gitar sendiri. Aku memang tidak punya gitar.

        " Kalau belajar gitar harus tahu kunci, " katanya
        " Kunci gitar bagaimana, " kataku
        " Lihat di internert " katanya
    Aku mulai belajar sampai bergadang, bima hanya mendengar aku ngejereng. Kadang dia memberiku masukan, dia memang baik untuk memberi pelajaran kepadaku.
      " Kurang tekan, " katanya. Sambil menunjukan jari tengahku
      " Sudah tapi sulit sekali, " kataku
      " Aku, yakin kamu bisa. Terus latih lagi, " katanya. Memotivasiku, menjadi semangat lagi belajar gitarnya.
   Aku mulai bisa satu persatu kunci dasar gitar, aku tambah semangat ketika bima memotivasiku. Aku melihat bima sudah tidur dilantai. Aku mulai terus belajar, aku paksakan untuk bisa sehari kunci dasar gitar ku hapal.
   Matahari belum terbit, aku membangunkannya. Untuk membeli rokok dan kopi.
        " Bangun, bim. " Kataku
    Bima tidak bangun, ku tepuk mukanya, tak juga bangun, mau gimana lagi, aku siram dia pakai air kamar mandi. Sedikit air kupercikan.
      " Apaan sih ini ada air, " kataku
    " Bangun, dari tadi dibagunin juga, " kataku
    " Ngapain, sih, " katanya. Sambil mengucak-ucak mata.
    " Beli rokok yuk didepan, " kataku
     " Ayo, jalan atau naik motor, " katanya
     " Cape jalan, " Kataku
     " Tapi sehat bu, " katanya. Dia panggilku bu bukan aku ibu-ibu, tapi namaku tubumar, dipanggil bu sama dia.
     " Ayo ah lama, " kataku
     " Sabar bu, " katanya
    " Ayo, " kataku
     Ia bergegas ambil kunci motor, dan menyalakan motor. Kau tahu dipagi buta jam 1, dingin sekali. Sampai diwarung aku membeli rokok soempurna mild 1 bungkus dan kopi, harganya 20rb.
   Sampai dirumah bima, aku mulai bersama gitar. Gitarnya bermerek yamaha, diberi stiker roling stone yang ada gambar lidah berwarna merah. Dia memang pengemar roling stone.
     " Gitar ini aku beri nama sibohay ya, " kataku
     " Jangan nanti ada yang marah, " katanya
     " Siapa yang marah, " kataku. Oh maksudnya yang nanti marah itu dia.
     " Pokoknya jangan, aku sudah beri nama itu nitar, " katanya. Nitar adalah mantan pacarnya dulu baru saja putus. 
     " Yah, nitar, " kataku
     " Nitar itu bisa main gitar karena aku ajarin pertama kali, " katanya
    " Aku diajarin juga dong, " kataku
    " Iya, aku bikin kopi dulu yah, " katanya















   Dia ke dapur membuat kopi, kau tahu kan membuat kopi instan, yasudah tidak usah aku beri tahu lagi

   Dia ke dapur membuat kopi, kau tahu kan membuat kopi instan, yasudah tidak usah aku beri tahu lagi.
    " Kopi sudah jadi, gimana, " katanya
    " Gimana apanya, " kataku
    " Udah bisa, belum kunci A,G,D,DM,E,EM,AM,F,C. " katanya. Kunci dasar maksudnya A,G,D,DM,E,EM,AM,F,C.
    " Baru. AM,C,,DM dan G, "  kataku
    " Coba Lagu kuburan yang lupa kuncinya, " katanya
     " Gak pake gitar dong, " kataku
     " Coba C,AM,DM,G, C lagi. " katanya
   Kalian tahu lagu kuburan yang lupa tapi tak ingat, yang baru pemula pasti lagu itu terlebih dahulu dimainkan, dan aku bisa. Bima heran aku langsung bisa. Dia sambil tepuk tangan dan mulai membakar rokoknya lagi.















 Dia sambil tepuk tangan dan mulai membakar rokok

     " Kamu bisa bu, jago euy, " katanya. Euy bahasa sunda artinya yah.
     " Belum kaya kamu bim yang sudah bisa kunci balok, " kataku. Kunci balok disini kunci gitar.
      " Aku dulu bisa ngejreng dan hapal kunci-kunci dasar 2 hari, " katanya
      "  Belum capai target bim, " kataku
     " Targetmu apa memang, " katanya
     " Sampai bisa buat lagu bim, " kataku
     " Boleh, nanti bikin albumlah nanti kita duo, kaya yovie dan nuno, " katanya. Dulu yovie dan nuno lagunya yang sering dijadikan soundrack sinetron.
    " Jangan ganggu aku, ya " kataku
   " Kenapa, " katanya
   " Aku mau berak, awas aja kalo dimatiin lampunya, " kataku. Dia sering jahil, waktu sd aku masih ingat, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi, dia menakut-takuti aku disaat sedang ngeden. Mematikan lampu menjadi kedap-kedip adalah hal yang pernah aku alami kejadian itu. Aku masih ingat bersamanya.

  . . .
Sampai malam, aku yang mulai menguap, mata lelah, kepalaku pusing. Ku ajak bima tidur, kalian jangan pikir kita homo yah, kita masih normal. Kita tidur dikasur, bima dibawa, katanya sih lebih nyaman, dibawa lebih dingin.
     Pukul 12 siang, aku yang masih tertidur, terbangun aku dengar suara ketukan dipintu. Ini masalah yang terbesar, dimana puntung rokok, kopi, abu rokok, dikamar bima. Bagaimana ini, disitu aku hanya berpikir, ayo berpikir.
      " Bim, bima (suaraku pelan), " kataku.
 Aku baru ingat dia susah dibangukan, ku ulangin dengan caraku mencipratkan air. Air yang disini aku pakai ludahku.
       " Apaan, sih ini, bau. " katanya
      " Ibumu, pulang bim. " Kataku
      " Masa, aduh gimana nih. " katanya
     " Iya ma sabar lagi berak. " Katanya. saut ke ibunya
    " Bim, cepat, ibu mau masuk. " kata ibunya bima. Sambil ketuk-ketuk pintu
  Aku hanya duduk di depan pintu kamarnya dikursi. Aku sudah selesai merapikan kamar bima sampai bersih.















 Aku sudah selesai merapikan kamar bima sampai bersih       




   Aku melihat dijendela ada tiga orang kayanya, aku gak kenal sama yang satu lagi. Yang aku kenal hanya ibu dan ayahnya bima saja. Dan bima mulai membuka pintu tersebut.
         " Walaikum sallam, " kata bima.
       " Belum diucap sama ibu, " kata ibunya bima. Sambil pandang diriku. " Ini siapa. "
      " Kawanku bu, masa gak kenal, yang waktu SD main terus sama aku, " kata bima
     " Bu, maaf tadi saya ketiduran, maaf sebesar-besarnya, " kataku
     " Hehheheh, iya. Kamu umar bukan, " kata ibunya bima
     " Aku, mah tubumar bu bukan umar bin khatob, " kataku
     " Iya tubu....mar, " kata ibunya bima
     " Heheheheh (senyum kecil). " kataku

      Kalian tahu pasal 1 ayat 2 itu kenapa gitar sebagian dari kehidupan. Karena aku lumayan lihai bermain gitar hanya semalam saja aku bisa pahami kunci-kunci dasar. Aku tidak mau sombong tapi ini yang pernah aku lalui bersamanya/

Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 14 ayat 1
Pasal 1 ayat 3 berbunyi:
      " Sesungguhnya, perempuan yang jual mahal maka DP-nya harus lebih tinggi, perempuan hanya gengsi "
Libur telah selesai. Aku masuk lebih dahulu dari yang lain, karena SMK dianjurkan untuk siswanya prakerin/magang. Waktu itu aku tidak bersama bima, tetapi bersama teman sekelasku sebagian yang bersamaku prakerin.
     Prakerinku di Kawasan Industri yang berada dikarawang, Di PT.SUNCRN Indonesia. Aku lupa nama jalannya. Aku lupa karena masih banyak yang aku ingin aku ingat selain nama jalan di Kawasan Industri.
     Waktu itu anak magang harus naik bus, ini cara yang selamat sentosa dari polantas, dan hemat juga tidak selalu membeli bensin dari pertamina/pertamini adenya pertamina adalah pertamini.
    Aku dan kawanku bernama indra lantip. Aku jadi punya indra ke-6, yaitu melihat, mengecap, peraba, merasa, mencium,dan indra lantip.
    Indra ngekos dibelakang sekolah, karena rumahnya jauh diloji teluk jambe timur, karawang.
           " Ayo kepantai, " kataku. saut ke indra
           " Ayo, " katanya. Pantai pakis yang ada dikarawang dia kira.
          " Ayo, tapi pantai loji ya. " Kataku
         " Loji gak ada pantai, adanya puncak, " kata indra lantip. Itu benar sekali kata indra, itu penjelasannya. Tadinya aku mau ngelawak, tapi si indra lantip tidak jadi ketawa, karena menguap.
     Aku bertemu kawan baru, ternyata indra maulana juga bersamaku, terjadilah indraku menjadi 7 saat di KIIC.
     Bertemu aku dengan farhan, nana, arby, vitra, rahmat, deny, dan kresna. Itu semua kawanku yang satu sekolah, hanya saja berbeda jurusan. Dan ada wanita yang dari sekolah lain, sudah jelas beda sekolah.
    Tiga orang berjenis kelamin perempuan dari SMK Bhineka, aku lupa namanya disini aku beri namanya ngasal, pokoknya yang ada diotakku saja aku beri nama. Sinta,Siti, Dewi. Semuanya cantik karena perempuan, dari ketiga tersebut ada dua perempuan yang gendut namanya, siti dan sinta, yang bahenol hanya dewi.
          " Teh, namanya siapa. " kataku untuk dewi.
     Tidak menjawab, dia hanya diam.
          " Mampus, dikacangin. " kata maul.
   Aku akan berubah, walaupun aku bukan supeman. Aku berubah tidak ingin menjadi superhero, juga tidak ingin menjadi pahlawan.
   Yang terlibat menjadi banyak dicerita ini. Kiraku hanya aku, keluargaku, she, ALM.bima tetapi banyak lagi tokohnya.
    Pasal ini bersangkutan dengan pasal 14 ayat 1. Hampir berhubungan jadi jangan kamu kira satu pasal satu cerita, tidak tentu juga.

Pasal 14 ayat 1 berbunyi:
      " Aku suka dia, kenapa memangnya. Aku masih normal suka kepada perempuan "

Ini pasal sangat berhubungan sekali dengan pasal 1 ayat 3. Persis sekali jalan ceritanya pas.
  Ketika aku mendekati Dewi dulu, tidak ada respon baik darinya, iya memang aku bukan orang yang baik.
  Seperkian detik aku ingin bersama dewi kandas, ketika maul juga suka. Aku sudah lebih dulu suka, mengapa dia juga suka.
   Apakah aku harus mundur. Mundur tidak ada dikamusku, mundur hanya orang yang lemah mengambil langkah maju.
   Aku bukan pucundang, kamu harus tahu. Aku mulai bersaing dengan sehat. Siapa yang yang lebih dulu dapat hatinya, maka dia menang. Dan hadinyanya mendapatkan dewi.
       " Bagaimana, kita bersaing dengan cara sehat, " kataku
       " Kamu mundur aja, dari pada tembakanmu melesat, " kata maul
       " Lihat saja nanti siapa yang dapat hatinya. " Kataku
   Dia menganggap remeh aku. Lihat saja tuhan ingin sepihak kepada orang yang sombong, jika ingin diberkati.
   Aku tahu watak maul bagaimana, dia bisa terima apa adanya kalau dia kalah dalam pertempuran, itu sudah jelas waktu bermain bareng bersamaku nama gamenya mobile legend, kalah diranked, dia hanya menyesal main bareng denganku.

   Disini memang maul terkenal rayuannya maut, lebih dari rayuan pohon kelapa, lebih dari rayuan dilan, kalau dari pendapatku.
      "  Kamu, kenapa suka sama dia, " kata maul
      " Aku masih normal suka wanita, " kataku
      " Kamu ambil gerak sedikit untuk mundur, " kata maul.
   
     " Tidak akan. " kataku

Pasal 2 ayat 1 (slogan) berbunyi:
          " Der ah "

Kata " Der ah " ku dapat waktu itu aku berada didalam bis jemputan pabrik, ber AC dan nyaman.
     Oh, iya. Aku titip motorku di penitipan motor, di daerah karawang pabrik es, flayoffer. Dulu motorku BeAT 2016 berwarna hitam, aku tidak mau  beri tahu motor platku, Pokonya aku tidak mau mengingat nomor plat motorku, karena aku bukan dept collector yang suka rebut hak orang dengan cara paksa, itu terjadi karena telat membayar bulanan, tetapi itu tidak pernah terjadi dalam hidupku, motorku sudah lebih dulu lunas. Motorku juga tidak membayar DP, langsung dilunaskan oleh uang ayahku.
   
Di dalam bis, lagu yang diputar bergenre dangdut, bahasa sunda gitu, tapi enak buat goyang.
                  Lagu tersebut, diawal lagu bernyanyi, berhenti sejenak.
                      " Der ah, " kataku. Intonasi yang tinggi
                 Sama seperti yang tadi, diakhiri dengan kata " Der ah. " Setiap lagu terhenti aku ucapkan.
    Semuannya yang ada di bis ketawa, hanya maul yang tidak aku dengar, aku tidak mau mendengarkannya, tapi aku tahu dia ketawa paling keras dari yang lainnya, aku hanya diam, aku anggap yang tertawa sebelahnya saja. Kalian harus tahu dia menertawakan aku seperti orang gila kalau aku baca dalam tawaannya.
  Dari itu lah kata " Der ah " selalu aku pakai bahasa sehari-hari, " Der ah " sudah masuk dalam kamus besar hukum tubumar.

     Penjelasan kata " Der ah " menunjukan ekspresi senang yang teramat riang. " Der ah " lebih dari kata bahagia didalam kamus besar HUKUM TUBUMAR.

       
               Pasal 2 ayat 2 A (seni) berbunyi:
                    " Seni adalah air kencing, kalian semua seniman. "

.

Aku mulai memperdalam ilmu seni, aku ingin menjadi seniman, kalian juga bisa menjadi seniman. Karena seni adalah air kencing.


           Pasal 2 ayat 2 B (mani) berbunyi:
                   " Seni adalah air kencing, jika berbeda berarti air mani. "

.

Hampir sama yang sebelumnya, ini versiku tentang seni. Jika seni adalah air kencing, maksudnya air mani, satu saluran bisa mengeluarkan cairan kencing dan cairan mani.

     Itu seni bagiku, jika berbeda, berarti kita tidak sama.
     
. .
Jika kalian ingin kesenian, pikirlah matang-matang jangan memikirkan seni mendapatkan mani.

          
        Pasal 2 ayat 3 (coretan dinding ruang tamu) berbunyi:
                " Rumah telah lulus dari kredit. "

.
Ibuku mulai bersiap-siap dari pagi, mungkin dihari sabtu ini ada yang dinyatakan lulus. 

    Ibuku mulai meninggalkan rumahnya, sepertinya ingin membayar rumah yang aku tempati sekeluarga. Oh, ibu. Betapa kecewa sekali rumah itu, pembayaran terakhir masih ditinggal, hanya aku yang berjaga sendirian, semua adikku minggat untuk sementara.

     Bosannya aku sendiri dirumah, aku mengajak bima kerumahku, memberi pesan singat melalui media sosial BBM(black berry messenger). Aku bermain dibelakang rumahku dulu, waktu itu masih kokoh, sekarang sudah dihancurkan tahun 2019 baru-baru ini dirubuhkan. Memang itu tanah orang, Ayahku saja yang ngotot membangun belakang tanpa membeli tanah tersebut.

      Hanya ada aku dan bima dirumahku, si bima hanya sibuk update status di facebook, aku hanya benggong dan melamun seperti orang yang terlalu bosan dimuka bumi. Aku hanya merokok dan merokok, hanya itu saja kerjaanku selagi tidak ada orang tuaku dirumah.

      " Kemana gitu, yuk. " Kataku, tanya ke bima sambil menghisap rokok.
      " Kemana, bu " katanya. Meletakan hp ditangganya.
      " Jalan-jalan kek, mumpung aku libur PKL, " kataku.
      " Gimana kalau kita ke stadion, " katanya. Stadion yang ada dicikarang namanya wibawa mukti, lumayan cukup besar untuk memenonton sepak bola dengan mata telanjang. Lokasi di bogasalam cikarang timur perbatasan cikarang kota. Itu yang aku tahu sedikit tentang stadion wibawa mukti.

. . 
Kita ke stadion memakai kendaraan motor si hitam manisku, kotor sekali, belum aku cuci, musim hujan terus digenangkan air setiap hari.

    Sore yang aku ingat bersamanya ke stadion melewati rumahku, lewat rumah tetangga, pohon besar yang ada di GIANT adalah mal yang ada dikawasan jababeka. Sampai di stadion terbesar di cikarang, bisa dikategorikan terbesar se-indonesia.

. . .
Sampai di stadion kita berdua cari tempat parkir yang tidak bayar dan aman dimana, dan ketemu juga. Di sekeliling taman sehati didepan stadion letaknya taman tersebut.

     Bertemu pengamen, sedang bernyanyi sambil bermain gitar, sendirian, lagu yang dinyanyikan lagu " Sepanjang jalan kenangan " yang aku pernah dengar lagu itu ada di iklan rokok u mild. Aku ingat sekali itu, iklan yang kocak.

     " Bang, boleh pinjam gitarnya. " kataku, kepada pengamen
     " Boleh, " kata pengamen.
     
    Memberi gitarnya kepadaku. Pengamen itu duduk disebelah bima.
      " Ini lagu yang aku buat untuk dewi, " kataku. Bunyi suara seperti ceramah.
      " Widih, bisa bikin lagu juga, " kata pengamen itu.
     
    Aku mulai bernyanyi.......
   Seperti ini liriknya:

    Oh... Dewi. Aku sangat, mencintaimu, sejak kita bertemu.
    Dewiku, aku lah yang pernah membuatkan lirik dengan musik.
    Sudikah kamu menjadi pacarku, tolong izinkan aku mencintaimu.

  Selesai aku bernyanyi, pengamen itu tepuk tanggan, dan bima pun tepuk tangan juga bersamaan.

     " Mantap, bu. " katanya. Sambil tepuk tangan
     " Bagus, juga, " kata pengamen tersebut.
     " Nih, mas gitarnya. " Kataku. Sambil mengeluarkan uang di dompet.
     " Makasih mas, saya kesana dulu, " kata pengamen tersebut.
     " Iya, mas. " Kataku dan bima.

. . .
Selesai ngopi, matahari pun mulai terbenam, cikarang sedang indah-indahnya didatangkan senja.

     Kembali lagi aku ke tempat asalku, dan menulis di dinding ruang tamu, bahwa rumah ini telah lulus dari kredit. Aku berterima kasih kepada tuhan, memberi keluargaku rezeki, dan aku berterima kasih juga kepada ayahku, bahwa dari uang ayahku lah rumah ini lulus dari kredit.
    
    Terima kasih juga kepada Bank BTN(bank tabungan nasional), pernah menawarkan rumah ini kepada keluarga LDR.



               Pasal 2 ayat 3 ( Coretan Dinding) berbunyi:
           " Rumah ini dalam pengawasan CCTV bermata sipit, dan mempunyai hukum pemerintahan tubumar "

.
Rumah yang sudah dilunasi ini telah dipasang kamera pengintai. Ini yang pasang oleh ibuku sewaktu pergi dari rumah, untuk membayar rumah yang terakhir kalinya.

     Aku tidak tahu ketika aku bersama bima, kita ketahuan dari kamera tersembunyi yang di pasang tak tahu dimana. Ketika sepulang dari stadion bersama bima, ibuku memberikan kamera tersebut.

      " Apa yang kau perbuat itu nak, " kata ibuku. Mukanya marah , suaranya lumayan besar.
    
     Aku hanya terdiam, ibuku tak beri pukulan, ibuku hanya menangis keluh kesal. Apa yang telah aku perbuat ini tanya dalam hatiku.
     
    Apa yang telah aku perbuat ini tidak wajar bagi anak tentara. Aku menyesali semua perbuatanku, ini sudah nasibku apa boleh buat lagi, kenyataannya seperti ini.
    
   Aku tak bisa melihat ibuku menangis dihadapanku, ibuku seperti kecewa sekali melihat aku yang seperti ini, berbeda seperti yang dulu.

    " Kakek dulu hampir meninggal, sempat jantungnya berhenti, itu karena kakek sudah dari dulu merokok aktif. " Kata ibuku, sambil menangis " Ibu tidak mau kamu seperti itu nak, " hening sejenak. " Kamu ingin cepat mati. "

   Aku terdiam, baru ini aku dimarahi sampai ibuku menangis. Waktu dulu aku dimarahi sewaktu aku dulu main hujan-hujanan waktu kelas 3 di Sekolah Dasar. Itu juga yang menangis tuhan yang diberikan kebumi dalam bentuk hujan.

   Aku dihukum oleh ibuku, dihukum dalam sistim dirumah selama sebulan, pulang PKL sudah berada dirumah, tidak ada kata keluar.

. . 
Ayahku pulang memakai kendaraan sepeda motor GL pro tahun 1993, itu motor pertama kali yang dibeli oleh ayahnya, yang aku sebut ayahnya ayah adalah kakek. Terkadang aku pakai motor itu sekedar keluar dari rumah, sebelum aku dibelikan si hitam manis.

     Membuka sepatu tentara, kaos kaki yang sering dikareti, ayahku mulai merokok diruang tamu, aku kaget ayahku selama ini merokok. Ayahku memang merokok jika ingin kebelet berak dan habis makan saja, mengapa ayahku merokok--Seperti disengaja.

    " Bang, kamu sudah merokok, " kata ayahku. Mulai menghisap rokoknya.
    " Tidak, pa " kataku.
    " Jangan bohong kamu, " kata ayahku, suara yang serak.
    " Iya aku merokok, " kataku. Menunduk kepalaku melihat rokok berwarna putih.
    " Ini, rokok, 2 bungkus. Tapi semalam rokok ini harus habis, " kata ayahku. Menyerahkan rokok yang berwarna putih, sudah dibuka plastiknya, sengaja sekali ayahku menawarkan rokok kepada anaknya. Rokok itu bermerek sampoerna mild.

    Kedua kalinya aku terdiam sejenak, bergegas aku ke kamar, kunci kamar. Sambil menulis ditembok kamar. " 24 JULI 2017, aku dihukum " Jam 14.36 waktu indonesia barat.

. . .
Gaji PKL telah hadir, dimana aku ingin ke pantai bersama bima. Uang itu masih berada didalam amplop coklat, berisi uang lima ratus ribu rupiah, bermata uang RUPIAH.
   
     Betapa lelahnya aku, itu sudah dirasakan, bahwa semua pekerjaan pasti ada keringat yang bercucuran, itu semua hanya untuk mendapatkan uang.

     PKL dianjurkan 3 bulan. Waktuku PKL tersisa 2 bulan.

        " Ayo ke pantai pakis, " kataku
        " Ayo, ini hari apa sih, " katanya
        " Sabtu, kenapa memangnya, " kataku
        " Aku lupa hari. " katanya.

Kumpulan Tulisan Martubu

Novel Keluarga Otoriter

Kenalkan aku Horas Samosir, anak si pangoaran dari samosir sidari. Sebentar aku ini lahir di Rajamaligas, Pematang Siantar. Ayahku seora...

Hukum Tubumar